Blog

Ketika Paper Menyapa dan Sidang Menantiku

4:33 AM

“Hah apa? Paper?”

“Kertas? HAHAHAHA”

“Bukanlah masa lu mau bikin kertas. Makalah bro. MAKALAH.”

“Iya. Tau. Makalah. Terus kenapa? Kayak anak kuliahan aja bikin makalah”

“Buat syarat kelulusan deh.”

“Pembimbing lu siapa?”

“Sir Dar dong. Inggris nih males deh.”

“Enak banget deh Syl.”

“Ehhh belom baca novelnya nih. Mampus. Mampus.”

“Kapan dikumpulin?”

“Nanti kalo Sir Dar marah gimana?”

“DUH BELOM REVISI.”

“Udah revisi dong. Ga ada coretan nih.”

“Wets selamat bro.”

“Kapan sidang?”

“Sidang ya…besok Syl”

“HAH BESOK????!!!!!”

(Sepenggal percakapan ketika paper mulai menyapa)

 

BONSOIR :)

Paper. Sebuah kata yang bikin anak Sanur kelas 12 kena panic attack. Padahal se-simple itu loh. PAPER. Simple kan cuma satu kata. Tapi bikinnya penuh dengan perjuangan dan kebesaran hati. Wets wets wets pake menyinggung hati segala loh. HAHAHA

 

Mungkin kalian bertanya-tanya “Apa sih paper itu?” dan “Untuk apa sih paper? Kok kayaknya bikin sengsara banget.”

 

Jadi paper itu sebutan kerennya untuk makalah. Ini sih kayak adiknya karya tulis ilmiah lah. Lebih singkat, padat, dan jelas. Semua anak kelas 12 di SMA Santa Ursula wajib nih bikin paper. Paper merupakan salah satu syarat kelulusan dari sekolahku. Ga semua sekolah mewajibkan muridnya bikin paper loh peps. Yaaa maklum kan sekolahku terbilang unik di Jakarta. Udah isinya cewek semua, gurunya yang kayak google berjalan, apalagi menjadi sumber kemacetan tiap harinya di jalan pos karena kebanyakan anaknya punya mobil. HAHA kalau menurutku cerita-cerita masa indah di SMA tuh BOHONG belaka. Mungkin kalau sekolah di sekolah lain, hal ini bakal kejadian. Tapi tidak untuk SANTA URSULA.

 

Okay, back to the topic. PAPER. Nah setiap murid mempunyai satu guru pembimbing. Kita diwajibin membahas paper sesuai dengan pelajaran yang diajarkan oleh guru-guru tersebut. Satu guru mempunyai 5 sampai 6 anak yang perlu di damping. Rata-rata sih semua guruku turun tangan karena murid di Sanur yang super duper banyak, biar ga kewalahan juga. Seperti yang aku bilang tadi, bahwa paper itu singkat, padat, jelas, dan merupakan adik dari karya tulis ilmiah. Paper beda banget loh dari karya tulis ilmiah. Soalnya di paper udah ga ada lagi yang namanya bab-bab. Abis itu banyaknya halaman juga di tentukan, yaitu 12 lembar. Dikit banget kan. Beda sama karya ilmiah yang bisa sesuka hati mengarang bebas. Paper juga topiknya bebas banget tapi ada beberapa guruku yang menentukan papernya tentang apa.

 

Sistematika pengerjaan paper itu, kita ngumpulin dulu nih kerangka dari apa yang akan kita bahas. Setelah di revisi sama gurunya. Baru deh kita boleh lanjut ke pembahasan berikutnya. Dimulai dari pendahuluan, analisis, dan kesimpulan. Setelah semuanya selesai dan sudah di revisi. Baru deh kita bikin satu bundle yang isinya seluruh paper kita beserta lampiran, lalu di serahkan ke guru pembimbing 2 hari sebelum sidang di adakan. Pas sidang kita boleh bawa apa aja yang mendukung paper kita, bahkan kalau mau presentasi juga boleh. Kenapa sih harus sidang? Menurutku sidang itu diperlukan untuk guru melihat sejauh mana siswi dapat mengerti dan mempertanggungjawabkan apa yang ditulis. Selain itu itung-itung untuk latihan sidang nanti pas skripsi.

 

Aku mau cerita nih tentang paper ku hehehe. Jadi aku berkesempatan untuk di damping oleh Sir Dar. Sir Dar merupakan salah satu guru bahasa inggris. Orangnya baik deh HAHAHA bukan karena aku di bimbing dia jadi bilang dia baik, tapi beneran baik. Di paper ku, aku bahas tentang novel “A WALK TO REMEMBER”. Sebenernya ya kata Sir boleh kok bahas tentang lagu atau puisi. Tapi aku prefer ke novel, soalnya pas SMP di Sanur aku udah pernah bikin karya tulis tentang novel sastra. Fyi, aku bahas novel ini ga beli loh HAHAHA minjem Jeje sama Megan. Bukan ga modal loh ya, sebenernya aku punya beberapa novel inggris karangan John Green, Nicholas Sparks, atau Stephanie Meyer. Tapi karena udah terlalu mager banget untuk beli novel lagi, jadi akhirnya aku minjem aja. Apalagi aku lagi pengen bahas sesuatu yang ringan-ringan aja, soalnya kan udah terlalu penat sama tugas dan ulangan jadi takut waktunya ga cukup.

 

Pasti kalian semua juga udah tau kan kisah tentang novel A WALK TO REMEMBER. Tenang aja. Aku ga bakal certain di sini kok HAHAHA.. Dalam pembuatan novel ini menurutku penuh perjuangan dan kebesaran hati. Soalnya aku harus meluangkan waktuku untuk membaca novel versi Inggris, Indonesia dan juga sampai nonton filmnya segala. Selain itu juga harus cari teori-teori yang mendukung paperku. Pas pertama kali aku ngumpulin kerangka. Aku super shock. Aku kira aku udah bikin itu sebagus mungkin, eh ternyata……jeng jeng jeng banyak banget deh spidol merah meliuk-liuk di kertasku. Setelah itu aku memiliki keyakinan untuk bikin paperku sebagus mungkin. Abis itu lanjut ke pendahuluan. Di bagian pendahuluan uda dikit lah yang di revisi sama Sir. Sampai akhirnya bagian analisis dan kesimpulan yang sama sekali tanpa revisi. Thanks God. Banyak pasang surut nya deh apalagi dari segi semangat. Susah banget untuk ngumpulin kemauan untuk bikin paper, karena tuntutan tugas dan ulangan yang masih menghantui. Belom lagi udah down liat coretan-coretan spidol merah dimana-mana. Uggghhhh bikin patah hati #eh

 

Tapi untungnya aku bisa sampai di titik ini. Titik dimana paperku udah tidak ada coretan spidol merah. Dan sekarang paperku udah berada di tangan pembimbing untuk sidang besok. Yah. Besok sidang. Puncaknya paper. Degdegan? Iya. Takut? Iya. Seneng? Mungkin. Yang pasti jawabannya pengen ini semua cepetan berakhir. Tapi sayangnya dengan adanya ujian paper besok, ini berarti semua mala petaka yang akan di jalani oleh anak kelas 12 sudah mulai. Sehabis ini kami semua akan disambut oleh serentetan Try Out, Ujian Praktek, Ujian Sekolah, dan Ujian Nasional.

 

Daripada berpusing-pusing mikirin hari esok yang menyeramkan. Mendingan aku sekarang nyiapin mental untuk sidang besok. Wish me luck. Wuuuushhhhhhhh *disappear*

 

Regards,

Sylvi Gautama



You Might Also Like

0 comments