Hey what’s up, hello!
OMG - WHAT'S WRONG??!! |
Beberapa hari yang lalu, sekitar tanggal 22 Juli jam 9 pagi,
I got a little accident. Pas hari itu, rencananya aku mau ambil legalisir rapor
karena tanggal 23 aku harus ke kampus untuk mengurus registrasi ulang. Nah, aku
udah janjian sama Retho untuk nganter aku ke sekolah. Awalnya aku ga enak
banget sama Retho karena malemnya aku telpon dia untuk memastikan dia bisa
anter atau ngga, eh malah aku tau kondisi dia lagi kurang fit. Tapi dia sendiri
tetep ngotot mau nganter aku. Akhirnya aku mengiyakan. Dan kita janjian jam 10
untuk berangkat dari rumah ke sekolah.
Karena masih dalam suasana liburan, jarang banget aku bangun
jam 7 pagi, biasanya sih lebih siang lagi hehehe. Saking niatnya untuk hari
itu, aku udah siap nih tinggal berangkat sebelum dia dateng. Biasanya Retho
bakalan nunggu bentar karena aku paling males bares-beres tas hehe..
Jam menunjukkan pukul 9 pagi dan Retho sudah sampai di depan
rumahku. Aku langsung ke luar kamar dan ngambil kunci untuk buka gembok pager.
Ketika aku buka pager, aku liat dia agak diem dan ngga secerah biasanya, yaa
maklum lagi sakit. Tapi anehnya aku pegang dia gamau, nahloh ada apa ini….
Tanpa berpikir panjang, aku langsung bilang ke dia untuk masukkin motor dulu
karena aku belom ganti sepatu (masih pakai sandal rumah). Setelah dia masukkin
motornya ke teras depan rumah, aku langsung berinisiatif menutup pager…dan…kejadian
ini terjadi…
I GOT A LITTLE ACCIDENT! Pager yang aku dorong melindas
kakiku begitu saja. At first, keliatannya biasa aja, hanya ada segaris warna
cokelat atau hitam diatas jempol kakiku. Aku berpikir, Ah palingan hanya
kotoran dari tanah atau gemuk yang ada di roda pager. Reaksiku hanya tertawa,
tersenyum…tapi lama kelamaan reaksi yang aku keluarkan adalah meringgis
kesakitan. Aku melihat ke arah Retho yang baru saja turun dari motor, muka dia
terlihat kebingungan. Jarang-jarangnya sehabis menutup pager aku bersandar di
tembok dengan muka yang seperti ini.
Aku spontan langsung memanggil Mama dan Papa. Tidak lama
kemudian Papa keluar dengan muka yang super panik langsung menanyakan kenapa.
Jujur ya jarang-jarang aku seperti ini. Aku langsung bilang kelindes pager pah.
Papa langsung memelukku dan aku pun langsung menangis sejadi-jadinya di
pelukkan Papa. Yeah, I’m still Daddy’s little girl. Mama yang keluar dari rumah
pun, sudah dengan suara terisaknya melihat keadaan kakiku. Papa yang masih
dalam suara nya yang sedikit terisak lalu Papa bingung mau membawa aku ke dalam
rumah dengan cara apa, karena yang ada di dalam pikiran Papa pasti kakinya
sakit. Tapi jujur ini ga sakit sama sekali. Lalu aku di papah menuju ke dalam
rumah dan di dudukkan di sofa di ruang tamu.
Kakiku aku luruskan diatas paha Om ku. Awalnya aku tidak
berani melihat kondisi kakiku, tatapi aku memberanikan diri melihat kakiku. And
OH GOSH! Kuku jempolku terbelah dua dan berdarah. Bahkan sampai sudah berubah
warna menjadi biru. Aku langsung lemes se lemes-lemesnya. Yang terbesit di
benak ku bahwa kuku ku bakalan dicabut, atau kuku nya ga bakalan numbuh lagi.
Akhirnya Papa langsung berinisiatif membawa aku ke UGD RS Mh Thamrin
menggunakan kursi roda eyangku. Padahal aku kekeuh mau jalan kaki aja soalnya
jaraknya ga begitu jauh. Tapi Papa sudah tidak tega, akhirnya aku menurutinya.
Sesampainya di UGD, aku langsung dibaringkan di tempat tidur
UGD dan dokter langsung menghampiriku. Singkatnya, kuku ku harus di cabut. Sumpah
ini titik terendahku selama 18 tahun ini. Ini pertama kalinya harus ada “operasi
ringan” pada tubuhku. Aku lemes. Udah ga bisa apa-apa. Semua hanya karena
ketakutan yang begitu besar yang menghampiriku. Dengan pasrah aku hanya bisa
berkata iya. Setelah itu tidak lama, kakiku di siram Nacl atau Alkohol, aku
lupa. Sedihnya, ini kaki udah gaada rasanya. Aku panic juga. Takut kakiku mati
rasa. Nah abis itu jempol ku mulai dibius. Ini baru kerasa sakitnya, hemmm mak
nyuus lah. Sakitnya bukan main. Jempol ku ditusuk jarum suntik berkali-kali,
sampai kakiku tidak ada rasanya. Setelah itu kuku ku di cabut. Selama
prosesnya, suster hanya berkata tarik napas hembuskan tarik napas hembuskan..
First, sus aku ga lagi mau ngelahirin ya. Second, ini kaki gaada rasanya sama
sekali….oh god….aku tidak menangis, hanya mengikuti instruksis suster dan
karena ketakutan yang besar, tenggorokanku kering. Yang dapat aku katakana adalah
Pah aku mau minum..
So, yap sekarang setengah dari kuku jempol ku hilang,
kandas, entah kemana. This is the worst experience ever in my life. Oh iya,
pertama, ini pertama kalinya aku naik kursi roda duh udah berasa orang tersakit
sedunia. Kedua, pertama kalinya ada “operasi kecil” di tubuhku. Ketiga, bye bye
kuteks di kaki, I’ll miss you so so so much!
YESH DISUNTIK SUNTIK |
BYE BYE KUKU :3 |