3 Maret
2015. Pukul 18.00
Tepat tiga
tahun yang lalu kita memulai segalanya dengan keseriusan. Di sebuah Gereja, aku
mengawali kisah cintaku denganmu. Mungkin akan terdengar religius banget, kok
di Gereja. Tapi memang itu kenyataannya. Kita bertemu di Gereja. Tepatnya pada
sebuah pertemuan Misdinar atau biasa disebut Putra-Putri Altar. Aku juga ngga
tau nih kenapa tiba-tiba kamu bisa muncul dari segala ke-absen-annya di
Misdinar. Mungkin hanya Tuhan yang tau jawabannya, karena aku rasa kamu sendiri
lupa kenapa kamu tiba-tiba bisa hadir di pertemuan itu.
Singkatnya
kita bertemu, berkenalan, dan berteman di Gereja. Sampai pada suatu hari,
sebelum latihan Misdinar. Kamu menyatakan perasaanmu kepadaku. Lewat sebuah
kalung berwarna perak dan ada liontin berbentuk hati, kamu menanyakan
jawabanku. Awalnya memang shock, speechless bahkan. Soalnya sebelumnya ga ada
orang yang sampai kayak kamu. Untungnya karena kamu menanyakan jawabanku lewat
sebuah kalung, berarti aku tidak perlu merangkai kata-kata untuk menjawab
pertanyaanmu. Seperti yang sudah aku bilang tadi, aku speechless. So, save by
the necklace. Akhirnya aku ambil kalungnya. Tetapi aku memberikannya lagi ke
kamu. Bukan berarti menolak. Namun aku ingin kamu sendiri yang memakaikan
kalung itu kepadaku. Dan setelah itu kita memulai lembaran kisah kita.
Tiga tahun.
Bukanlah waktu yang panjang. Semua terasa begitu cepat. Detik demi detik. Menit
demi menit. Jam demi jam. Hari demi hari. Minggu demi minggu. Bulan demi bulan.
Tahun demi tahun. Semua terasa sangat cepat. Aku pun sempat bingung loh
tiba-tiba udah tiga tahun aja ya aku sama kamu. Banyak sekali yang telah kita
lewatkan bersama. Canda, tawa, tangis, galau, musuhan, marah, banyak sekali.
Intinya adalah…
Terima
kasih yang selalu membuatku tertawa disaat aku sedih;
Terima
kasih telah melakukan segala cara untuk dapat membuatku tersenyum, walaupun
kadang kamu harus bertingkah super konyol;
Terima
kasih selalu ada di setiap aku membutuhkanmu ataupun tidak;
Terima
kasih sudah membantuku di setiap kesulitan yang aku hadapi;
Terima
kasih selalu menggenggam tanganku di kala aku kedinginan;
Terima
kasih atas bahunya yang sedia menjadi tempatku bersandar;
Terima
kasih atas pelukan hangatmu;
Terima
kasih atas segalanya.
Aku pun
bersyukur karena aku mempunyai seorang sahabat dan pacar seperti kamu. Kalau di
suruh ngulang hidupku, aku pun akan tetap memilih kamu. Kisah kita berawal di
Gereja. Dan pastinya kita akan merangkai kisah kita yang lainnya di Gereja.
Selamat
tanggal 3 bulan 3 di tahun ketiga, boo.
0 comments